JAKARTA, KOMPAS.com - Ruhut Sitompul menjadi sosok yang ramai dibicarakan di penghujung tahun 2012.
Sosok Ruhut seolah "duri dalam daging" bagi Partai Demokrat. Sikap vokalnya yang terus menerus menyerang Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, pun akhirnya membuat kisruh perhelatan Silatnas Partai Demokrat pada Desember 2012 lalu. Meski dianggap tidak sejalan dengan partai Demokrat, rupanya ulah Ruhut masih dimaafkan. Ruhut tetap akan mencalonkan diri menjadi anggota DPR pada Pemilu 2014 mendatang.
"Aku nyalon lagi. Kalau aku nggak dicalonkan Demokrat hilang itu satu suara di DPR. Jadi tidak mungkin Ruhut tidak dicalonkan lagi sama partai Demokrat," ujar Ruhut, Senin (7/1/2013), di Gedung Kompleks Parlemen Senayan.
Ruhut mengatakan, pada Pemilu mendatang, dia sempat direncanakan akan dipindah daerah pemilihan yang awalnya di Sumatera Utara 3 menjadi ke Poso, Sulawesi Tengah. "Bukan dibuang, tapi aku sih di mana saja pasti menang, aku siap di mana saja. Aceh dan Papua juga sempat minta aku di sana," katanya.
Namun, akhirnya Ruhut diputuskan akan diajukan menjadi calon Anggota DPR 2014-2019 untuk daerah pemilihan Sumatera Utara 1. "Kalau Sumut 1 lebih dekat dengan tanah kelahiranku di Medan," ujarnya.
Saat ditanyakan soal sikap petinggi Demokrat yang mengkritisi sikap vokalnya, ia mengaku tidak akan merubah sikapnya itu. "Aku nggak bisa dicegah, karena aku ingin berantas korupsi. Soal sinyalemen Anas apa lagi yang kurang. Kalau nggak ada aku, Demokrat bisa makin nyungsep nanti," kata anggota Komisi 3 DPR ini.
Menurut Ruhut, dirinya secara tidak langsung justru berguna mengangkat citra partai. Pasalnya, di tengah persoalan banyak kadernya yang terlibat korupsi, Ruhut mengaku dirinya yang paling adil melihat perkara korupsi. "Kalau Saan Mustopa, Nurhayati (pimpinan Fraksi Partai Demokrat) itu rusak semua. Mereka badut-badutnya Anas," kata Ruhut.
http://nasional.kompas.com/read/2013/01/07/1224455/Ruhut.Kalau.Aku.Tak.Nyaleg.Lagi.Makin.Nyungsep.Demokrat?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp
Sosok Ruhut seolah "duri dalam daging" bagi Partai Demokrat. Sikap vokalnya yang terus menerus menyerang Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, pun akhirnya membuat kisruh perhelatan Silatnas Partai Demokrat pada Desember 2012 lalu. Meski dianggap tidak sejalan dengan partai Demokrat, rupanya ulah Ruhut masih dimaafkan. Ruhut tetap akan mencalonkan diri menjadi anggota DPR pada Pemilu 2014 mendatang.
"Aku nyalon lagi. Kalau aku nggak dicalonkan Demokrat hilang itu satu suara di DPR. Jadi tidak mungkin Ruhut tidak dicalonkan lagi sama partai Demokrat," ujar Ruhut, Senin (7/1/2013), di Gedung Kompleks Parlemen Senayan.
Ruhut mengatakan, pada Pemilu mendatang, dia sempat direncanakan akan dipindah daerah pemilihan yang awalnya di Sumatera Utara 3 menjadi ke Poso, Sulawesi Tengah. "Bukan dibuang, tapi aku sih di mana saja pasti menang, aku siap di mana saja. Aceh dan Papua juga sempat minta aku di sana," katanya.
Namun, akhirnya Ruhut diputuskan akan diajukan menjadi calon Anggota DPR 2014-2019 untuk daerah pemilihan Sumatera Utara 1. "Kalau Sumut 1 lebih dekat dengan tanah kelahiranku di Medan," ujarnya.
Saat ditanyakan soal sikap petinggi Demokrat yang mengkritisi sikap vokalnya, ia mengaku tidak akan merubah sikapnya itu. "Aku nggak bisa dicegah, karena aku ingin berantas korupsi. Soal sinyalemen Anas apa lagi yang kurang. Kalau nggak ada aku, Demokrat bisa makin nyungsep nanti," kata anggota Komisi 3 DPR ini.
Menurut Ruhut, dirinya secara tidak langsung justru berguna mengangkat citra partai. Pasalnya, di tengah persoalan banyak kadernya yang terlibat korupsi, Ruhut mengaku dirinya yang paling adil melihat perkara korupsi. "Kalau Saan Mustopa, Nurhayati (pimpinan Fraksi Partai Demokrat) itu rusak semua. Mereka badut-badutnya Anas," kata Ruhut.
http://nasional.kompas.com/read/2013/01/07/1224455/Ruhut.Kalau.Aku.Tak.Nyaleg.Lagi.Makin.Nyungsep.Demokrat?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp