Keindahan alam Indonesia merupakan salah satu anugrah terbesar yang
diberikan oleh Allah kepada kita. Banyak sekali tempat-tempat wisata
yang sangat menarik dan memanjakan pengunjung yang bisa kita datangi
bahkan tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun. Tetapi tidak sedikit
negara-negara lain yang tidak cukup beruntung sehingga tidak memiliki
tenpat-tempat yang indah bernuansa alam untuk di kunjungi.
Negara-negara tersebut kemudian dengan "cukup gila" mencoba untuk
membuat sebuah replika alam tiruan, walau beberapa replika sebenarnya
dibangun bukan murni sebagai tempat wisata melainkan untuk mengatasi
permasalahan di negara tersebut. Berikut ini adalah beberapa replika
alam yang paling menakjubkan hasil karya manusia.
1. Cascata delle Marmore, Umbria, Italia
Jika selama ini kita lebih mengenal Italia karena Menara Pissa atau kota
modenya Milan, sebenarnya ada satu lagi tempat yang sangat menakjubkan
di Italia. Cascata delle Marmore, air terjun Marmore, adalah sebuah air
terjun berjenjang raksasa yang memiliki tinggi total sekitar 165m. Air
terjun ini dibangun pada masa romawi kuno (sekitar 271SM) dengan tujuan
untuk mengatur aliran air dari sungai Velino yang mengalir di sekitar
kota Rieti. Pengaturan aliran air ini harus dilakukan karena banyak
daerah di kota Rieti yang tergenang oleh air dan menyebabkan berbagai
macam penyakit. Kemudian dibuatlah sebuah saluran yang mengalirkan air
dari sungai Velano melalui tebing Marmore menuju sungai Nera.
Kini air terjun ini dilengkapi dengan pintu air untuk mengatur aliran
air, selain untuk mencegah terjadinya banjir pada kota-kota yang berada
di bawahnya, hal ini juga dilakukan karena ada beberapa pembangkit
listrik yang dibangun di air terjun ini. Pada umumnya aliran air akan
lebih diprioritaskan untuk diarahkan ke pembangkit listrik, akan tetapi
karena pertimbangan pariwisata, pada saat-saat tertentu pintu air akan
dibuka lebih besar sehingga air terjun ini akan menunjukan aliran yang
sangat deras. Umumnya kejadian ini berlangsung selama 2 kali dalam
sehari dan akan lebih sering terjadi pada hari-hari libur. Jadi pastikan
untuk mengecek jadwal pembukaan pintu air sebelum berkunjung ke air
terjun ini, agar anda dapat menyaksikan kemegahan air terjun buatan
manusia ini.
2. Paris Plages, Paris, Perancis
Paris Plages, pantai paris, yang digagas pada 2002 adalah sebuah proyek
ambisius dari walikota saat itu Bertrand Delanoe. Pembuatan pantai ini
dilakukan karena kebanyakan penduduk Paris pada musim panas, terutama
pada bulan Agustus, memilih pergi berlibur ke daerah-daerah pedesaan
atau pantai di Perancis, hal ini menjadikan kota Paris menjadi lebih
sepi jika dibandingkan pada hari-hari lainnya.
Walau cukup cemerlang, ide ini awalnya dianggap terlalu mahal dan
sembrono oleh banyak orang. Bagaiman tidak, selama sebulan penuh mulai
20 Juli sampai 19 Agustus, beberapa tempat tertentu di Paris diubah
menjadi pantai buatan dengan mendatangkan berton-ton pasir. Berbagai
arena penunjang juga disediakan, seperti tempat berjemur, tempat
berenang (akan tetapi karena dinilai berbahaya pengunjung dilarang untuk
berenang di sungai Seine), area olahraga air serta cafe-cafe dan
restoran yang disulap sehingga bernuansa pantai.
Walau awalnya di cemooh, proyek ini telah sukses mendatangkan banyak
wisatawan yang jumlahnya semakin bertambah setiap tahunnya. Ada tiga
lokasi utama Paris Plages, yaitu alun-alun di depan Hotel de Ville,
disepanjang sisi kanan sungai Seine dan disepanjang Quai de la Vilette.
Oh ya tidak seperti kebanyakan pantai di Perancis, di sini anda dilarang
untuk berjemur dengan bertelanjang dada, mungkin hal ini dikarenakan
letaknya yang berada disekitar pusat kota.
3. Sungai Cheonggyecheon, Seoul, Korea Selatan
Sungai Cheonggyecheon adalah sebuat sungai kecil yang membelah kota
Seoul dari barat ke timur sepanjang kurang lebih 10km. Sungai yang
menjadi kebanggan masyarakat Seoul ini dulunya merupakan kawasan kumuh
dan rawan tindak kejahatan, kalau di Indonesia mirip-miriplah kondisinya
dengan bantaran sungai di Jakarta yang terkenal kumuh itu. Pada sekitar
bulan Juli tahun 2003, walikota Lee Myung-bak memprakarsai proyek
restorasi dengan biaya mencapai 386 miliar won, saya juga kurang tahu
berapa nominalnya kalau di rupiahkan tapi yang pasti jumlahnya banyak
banget hehehe.
Seperti Paris Plages, proyek ini awalnya dikritik dan dianggap sebagai
sebuah ide gila. Namun kini bantaran sungai ini menjadi salah satu sudut
terindah di kawasan Seoul dan menjadi tempat favorit untuk memadu
kasih, semoga saya suatu saat juga punya kesempatan buat berduaan di
sana amin... (yang ikut baca amin saya anggap ikut mendoakan saya
hahaha). Di bagian sisi dari sungai ini dibangun area untuk pejalan kaki
yang sangat luas, sehingga semakin memudahkan pengunjung menikmati
keindahan sungai.
Lantas mungkinkan Jakarta meniru konsep ini?? Saya harap suatu saat ada
Walikkota Jakarta yang cukup 'gila', menurut apa yang pernah saya baca
jenius dan gila itu punya batas yang sangat tipis, sehingga berani
meniru konsep dari sungai Cheonggyecheon.
4. Gardens by The Bay, Singapura
Terletak di daerah Marina Bay, sekitar 5 menit berjalan kaki dari
downtown singapore, terdapat sebuah taman buatan seluas 101 hektar, yang
menampung jutaan tanaman langka. Area yang disebut Garden by The Bay
ini memiliki 3 area yaitu Bay South, Bay East dan Bay Central yang
menjadi penghubung dua area sebelumnya.
Di area Bay South, anda akan menemukan 'supertrees' yaitu bangunan taman
setinggi 16 lantai yang dibuat sebagai pengumpul air hujan, penghasil
listrik tenaga surya serta saluran ventilasi bagi taman-taman
disekitarnya. Di Bay East anda akan disuguhi pemandangan berbagai
bunga-bungaan cantik, rerumputan serta berbagai jenis palem.
Area ini dibangun sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap RTH
(ruang terbuka hijau) di kawasan Singapura. Proyek ini melibatkan banyak
sekali ilmuwan dan insinyur dari seluruh dunia dengan menghabiskan
biaya satu milyar dollar, sungguh sebuah ide dan pengorbanan yang sangat
besar bagi sebuah negara yang sangat kecil.