BONTANG, KOMPAS.com — Wakil Ketua Komisi VII dari
Fraksi PDI-P Effendi Simbolon kembali menyatakan kegeramannya kepada
Menteri BUMN Dahlan Iskan. Effendi menyayangkan sikap Dahlan yang
melempar isu soal upeti saat dirinya disorot terkait inefisiensi anggaran PLN Rp 37 triliun.
Anggotanya Disebut Peras BUMN, Ini Tanggapan FPDIP
"Dahlan kan kita undang sebagai mantan Dirut PLN. Dia tahu bahwa kita (Komisi VII) hanya ingin meminta penjelasan kenapa di zaman dia memimpin, PLN menderita kerugian paling besar dalam sejarah PLN, ribuan miliar hingga disebut triliunan," kata Effendi ketika ditemui di Bandara LNG Badak, Bontang, Kalimantan Timur, belum lama ini.
Effendi menyesalkan sikap Dahlan yang absen dari rapat yang digelar Komisi VII. Politisi PDI-P ini bahkan menyebut Dahlan melakukan langkah yang disebutnya "kampungan" ketika menggulirkan isu upeti.
"Ini kampungan sekali, lempar batu sembunyi tangan. Kampungan karena caranya yang diambil kampungan, ada mekanisme kalau ada temuan seperti itu, kita punya kepolisian, KPK, hargailah penegak hukum kita, bukannya melemparnya ke media yang sangat bebas sekali sehingga larinya ke mana-mana," ucap Effendi.
Isu anggota Dewan meminta "upeti" telah memojokkan institusi Parlemen. Pernyataan Dahlan mengesankan bahwa DPR ini tidak punya moral.
"Kita ini seperti tidak punya moral, dituding sana-sini sehingga kita (DPR) menjadi public enemy (musuh publik). Apa yang kita lakukan selalu salah di mata rakyat. Bagi kami, ungkapan Dahlan itu seperti mengumpat lembaga negara, bayangkan anak buahnya Presiden berani mengumpat lembaga negara ini kok dibiarkan sih. Apa sih motivasinya," tandas Effendi.
http://nasional.kompas.com/read/2012/11/06/02355626/PDIP.Sebut.Dahlan.Iskan.Kampungan
Anggotanya Disebut Peras BUMN, Ini Tanggapan FPDIP
"Dahlan kan kita undang sebagai mantan Dirut PLN. Dia tahu bahwa kita (Komisi VII) hanya ingin meminta penjelasan kenapa di zaman dia memimpin, PLN menderita kerugian paling besar dalam sejarah PLN, ribuan miliar hingga disebut triliunan," kata Effendi ketika ditemui di Bandara LNG Badak, Bontang, Kalimantan Timur, belum lama ini.
Effendi menyesalkan sikap Dahlan yang absen dari rapat yang digelar Komisi VII. Politisi PDI-P ini bahkan menyebut Dahlan melakukan langkah yang disebutnya "kampungan" ketika menggulirkan isu upeti.
"Ini kampungan sekali, lempar batu sembunyi tangan. Kampungan karena caranya yang diambil kampungan, ada mekanisme kalau ada temuan seperti itu, kita punya kepolisian, KPK, hargailah penegak hukum kita, bukannya melemparnya ke media yang sangat bebas sekali sehingga larinya ke mana-mana," ucap Effendi.
Isu anggota Dewan meminta "upeti" telah memojokkan institusi Parlemen. Pernyataan Dahlan mengesankan bahwa DPR ini tidak punya moral.
"Kita ini seperti tidak punya moral, dituding sana-sini sehingga kita (DPR) menjadi public enemy (musuh publik). Apa yang kita lakukan selalu salah di mata rakyat. Bagi kami, ungkapan Dahlan itu seperti mengumpat lembaga negara, bayangkan anak buahnya Presiden berani mengumpat lembaga negara ini kok dibiarkan sih. Apa sih motivasinya," tandas Effendi.
http://nasional.kompas.com/read/2012/11/06/02355626/PDIP.Sebut.Dahlan.Iskan.Kampungan