CIZAO, Seorang pengusaha
keramik terkemuka China memberi maskawin luar biasa besar, yaitu Rp 1,6
triliun, untuk putrinya. Maskawin itu mencakup empat kotak perhiasan
berisi emas, saham, sebuah buku tabungan dengan deposito senilai 20 juta
yuan (Rp 30 miliar), dan sejumlah properti yang mengesankan.
Foto-foto tentang maskawin itu di-posting di media online, Minggu (30/12/2012) lalu, tepat pada hari terakhir dari "pesta delapan hari", yang berlangsung di kota Cizao, Kabupaten Jinjiang, Provinsi Fujian, di China timur, sebagaimana dilaporkan Daily Mail, Rabu (2/12012).
Pengusaha kaya itu bernama Wu Duanbiao. Ia pemilik perusahaan keramik Fujian Wanli Group. Wu memberikan kepada suami putrinya real estate yang mencakup sebuah toko ritel di Quanzhou, sejumlah vila, dan sebuah rumah mewah. Ia juga mewariskan pasangan pengantin baru itu 500 juta lembar saham dengan nilai lebih dari 100 juta yuan di perusahaan keramiknya. Masih dalam rangka pernikahan putrinya itu, Wu juga memberikan sumbangan senilai 15 juta yuan kepada dua badan amal. Demikiam lapor sejumlah media lokal.
Sang mempelai pria, seorang pegawai negeri sipil bermarga Xu, merupakan teman sekelas si mempelai putri ketika mereka di TK.
Seorang juru bicara perusahaan milik Wu membenarkan adanya hadiah dalam jumlah besar itu, tetapi membantah adanya "pesta pernikahan selama delapan hari" seperti yang digambarkan dalam posting-an di internet. Posting-an itu mengklaim pesta pernikahan dimulai pada 28 Desember dan berlangsung selama delapan hari untuk menjamu para tamu.
South China Morning Post melaporkan, banyak pembaca di situs weibo memuji Wu karena menyumbang untuk badan amal dan karena ekspresi cintanya kepada putrinya.
Pemberian maskawin yang mahal telah lama menjadi tradisi pernikahan di Fujian, khususnya di daerah Jinjiang dan Shishi. Tradisi itu kadang-kadang dilihat sebagai manifestasi ketimpangan gender di wilayah tersebut karena maskawin yang mahal demi memastikan pengantin perempuan akan diperlakukan dengan baik oleh suami dan mertuanya.
Apple Daily menampilkan sebuah laporan satu halaman tentang tradisi Jinjiang itu tahun lalu dengan judul "Menikahi Pengantin Perempuan Jinjiang Lebih Baik ketimbang Merampok Bank".
Bulan lalu, seorang miliarder Jinjiang menikahkan putrinya dengan maskawin senilai lebih dari Rp 3 triliun. Langkah miliader itu mengikuti contoh dari chairman Hengan International, yang membayar maskawin senilai Rp 3,8 trilun saat pernikahan keponakannya setahun sebelumnya.
Foto-foto tentang maskawin itu di-posting di media online, Minggu (30/12/2012) lalu, tepat pada hari terakhir dari "pesta delapan hari", yang berlangsung di kota Cizao, Kabupaten Jinjiang, Provinsi Fujian, di China timur, sebagaimana dilaporkan Daily Mail, Rabu (2/12012).
Pengusaha kaya itu bernama Wu Duanbiao. Ia pemilik perusahaan keramik Fujian Wanli Group. Wu memberikan kepada suami putrinya real estate yang mencakup sebuah toko ritel di Quanzhou, sejumlah vila, dan sebuah rumah mewah. Ia juga mewariskan pasangan pengantin baru itu 500 juta lembar saham dengan nilai lebih dari 100 juta yuan di perusahaan keramiknya. Masih dalam rangka pernikahan putrinya itu, Wu juga memberikan sumbangan senilai 15 juta yuan kepada dua badan amal. Demikiam lapor sejumlah media lokal.
Sang mempelai pria, seorang pegawai negeri sipil bermarga Xu, merupakan teman sekelas si mempelai putri ketika mereka di TK.
Seorang juru bicara perusahaan milik Wu membenarkan adanya hadiah dalam jumlah besar itu, tetapi membantah adanya "pesta pernikahan selama delapan hari" seperti yang digambarkan dalam posting-an di internet. Posting-an itu mengklaim pesta pernikahan dimulai pada 28 Desember dan berlangsung selama delapan hari untuk menjamu para tamu.
South China Morning Post melaporkan, banyak pembaca di situs weibo memuji Wu karena menyumbang untuk badan amal dan karena ekspresi cintanya kepada putrinya.
Pemberian maskawin yang mahal telah lama menjadi tradisi pernikahan di Fujian, khususnya di daerah Jinjiang dan Shishi. Tradisi itu kadang-kadang dilihat sebagai manifestasi ketimpangan gender di wilayah tersebut karena maskawin yang mahal demi memastikan pengantin perempuan akan diperlakukan dengan baik oleh suami dan mertuanya.
Apple Daily menampilkan sebuah laporan satu halaman tentang tradisi Jinjiang itu tahun lalu dengan judul "Menikahi Pengantin Perempuan Jinjiang Lebih Baik ketimbang Merampok Bank".
Bulan lalu, seorang miliarder Jinjiang menikahkan putrinya dengan maskawin senilai lebih dari Rp 3 triliun. Langkah miliader itu mengikuti contoh dari chairman Hengan International, yang membayar maskawin senilai Rp 3,8 trilun saat pernikahan keponakannya setahun sebelumnya.