"Kalimat terakhir ketika dia meninggalkan rumah, Dik jangan tinggalkan salat ya. Setelah itu dia berangkat dan sekarang sudah meninggal," kata menantu Harun, Ifan Hartanto (35), sembari menitikkan air mata.
Hal ini disampaikan Ifan yang baru pulang dari pemakaman Harun. Ifan dan keluarganya baru kembali ke rumah Harun di Jl Jembatan Besi, Gang RR, RT 6, RW 6, Tambora, Jakarta Barat, Rabu (2/1/2013).
Ifan lantas menghubungkan tanda-tanda akan datangnya musibah tersebut. Anak Ifan yang masih balita menangis terus sehari sebelum Harun meninggal dunia.
"Ada firasat anak saya yang 4 bulan nangis seharian, saya bawa ke tukang urut tidak ada apa-apa," katanya.
Kondisi luka Harun dinilainya cukup parah. Lukanya dibersihkan oleh perawat sebelum dimakamkan.
"Kondisi Pak Harun di RS , kening sampai belakang luka parah, tapi pas saya masuk sudah rapi, ada luka di kaki juga. Kata dokter tidak ada luka dalam tapi karena kepalanya pecah," ungkapnya.
"Saya kaget tapi saya tidak bisa berkomentar apa-apa, saya cuma mau ngambil identitas Bapak saya masih di Pancoran (Ditlantas Polda Metro Jaya-red)," katanya.
Harun merupakan 1 dari 5 penumpang mobil omprengan yang dikemudikan Frans Sirait. Saat melintasi tol Jagorawi di kawasan Cililitan, Luxio berkecepatan 80 km/jam. Mobil itu lalu ditabrak dari belakang oleh mobil SUV BMW X5 yang berkecepatan di atas 100 km/jam. Akibat benturan itu, 5 penumpang terlempar keluar dari mobil hingga menewaskan Harun dan Raihan.
Hatta Rajasa selaku ayah Rasyid, telah mengadakan jumpa pers hari Selasa malam. Hatta yang sangat berduka atas insiden ini meminta maaf kepada korban, mengganti biaya perawatan dan pemakaman serta melayat korban Harun. Hatta juga menyerahkan kasus hukum anaknya sepenuhnya kepada polisi.
http://news.detik.com/read/2013/01/02/143521/2131262/10/?992204topnews
